Himpunan Pengusaha Pribumi Indonesia (HIPPI) prihatin terkait kabar Pemutusan Hubungan Kerja atau PHK yang terjadi di Tokopedia usai merger dengan TikTok. Induk usaha TikTok, ByteDance Ltd, memilih memangkas sekitar 450 pekerja di cabang e-commerce Indonesia sejak penggabungan TikTok Shop dan Tokopedia pada Januari 2024 lalu.
Ketua Umum HIPPI, Erik Hidayat, menyesalkan langkah PHK yang diambil perusahaan tersebut. Ia menilai harusnya para pekerja lokal, apalagi UMKM menjadi motor pertumbuhan ekonomi suatu negara di tengah tren ekonomi digital yang saat ini sedang naik daun.
“PHK yang terjadi di Tokopedia setelah diakuisisi oleh TikTok merupakan sebuah isu yang sangat memprihatinkan. Sebagai organisasi yang mendukung pengusaha lokal dan kesejahteraan tenaga kerja dalam negeri, HIPPI sangat menyesalkan keputusan ini,” kata Erik Hidayat melalui keterangan tertulis, Kamis (20/6).
Erik menyoroti kepemilikan Tokopedia yang saat ini saham mayoritas digenggam oleh Bytedance. Ia mengaku sudah lama mewanti-wanti, agar platform e-commerce itu tidak sepenuhnya menyerahkan saham atau kepemilikan mereka kepada perusahaan asal China tersebut.
“Tanggung jawab ini juga harus dipikul oleh pemerintah dan Tokopedia, yang telah mengizinkan dan mendukung praktik jual beli Tokopedia dan Tiktok ini sejak awal,” ujar Erik.
Erik khawatir soal karakter e-commerce China yang mampu menguasai rantai produksi dalam sebuah perdagangan, baik di platform digital maupun secara bisnis konvensional. Saat ini dampaknya yang sudah terlihat ialah terjadi pengurangan karyawan atau PHK terhadap tenaga kerja lokal. Bukan tidak mungkin, kata Erik, UMKM akan terkena dampak selanjutnya.
“Ketika e-commerce Tiongkok menguasai rantai produksi, dampaknya terhadap UMKM Indonesia bisa sangat signifikan. UMKM mungkin kesulitan bersaing dengan harga yang ditawarkan oleh produk-produk impor yang lebih murah. Hal ini dapat menyebabkan banyak UMKM lokal mengalami penurunan penjualan atau bahkan gulung tikar,” tutur Erik.
“HIPPI dari awal sudah bersuara keras terhadap isu ini dan menyatakan kekhawatiran kami akan dampaknya. Terbukti, saat ini UMKM semakin terdesak oleh persaingan yang tidak seimbang. Pemerintah harus bertanggung jawab untuk memastikan bahwa UMKM mendapatkan perlindungan dan dukungan yang memadai agar mereka bisa bertahan dan berkembang di tengah persaingan global yang semakin ketat,” tambahnya.
Berdasarkan informasi dari Bloomberg, ByteDance mengurangi staf di seluruh tim e-commerce, termasuk periklanan dan operasional, sebagian untuk menghilangkan fungsi yang ganda.
Saat ini TikTok Shop dan Tokopedia, bisnis e-commerce ByteDance di Indonesia memiliki sekitar 5.000 karyawan.
PHK tersebut menandakan raksasa media sosial asal Tiongkok itu sedang melakukan perombakan terhadap operasi e-commerce di Indonesia.
“Berupaya menghilangkan biaya setelah menggunakan TikTok Shop dengan Tokopedia milik GoTo Group dalam kesepakatan USD 1,5 miliar,” tulis Bloomberg.