Himpunan Pengusaha Pribumi Indonesia (HIPPI) menyampaikan keprihatinannya atas pemutusan hubungan kerja (PHK) massal yang terjadi di Tokopedia.
Wadah pengusaha nasional dari berbagai sektor industri tersebut menyesalkan keputusan PHK yang diambil, sekaligus khawatir hal itu bakal membuat pekerja lokal semakin tersingkir dari rantai kerja perusahaan e-commerce tersebut.
Padahal, para pekerja lokal dan pelaku Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) sudah selayaknya turut merasakan manfaat dari tren ekonomi digital yang sedang naik daun.
“PHK yang terjadi di Tokopedia setelah diakuisisi oleh TikTok merupakan sebuah isu yang sangat memprihatinkan. Sebagai organisasi yang mendukung pengusaha lokal dan kesejahteraan tenaga kerja dalam negeri, HIPPI sangat menyesalkan keputusan ini,” ujar Ketua Umum HIPPI, Erik Hidayat, dalam keterangan resminya, Rabu (19/6/2024).
Tak hanya itu, Erik juga menyoroti kepemilikan saham Tokopedia yang saat ini telah dikuasai oleh Bytedance-Tiktok. Sejak lama, Erik mengaku telah mewanti-wanti agar platform e-commerce itu tidak sepenuhnya menyerahkan kepemilikan kepada perusahaan asing.
“Tanggung jawab ini juga harus dipikul oleh pemerintah dan Tokopedia, yang telah mengizinkan dan mendukung praktik jual beli Tokopedia-Tiktok ini sejak awal,” tutur Erik, yang juga turut tergabung dalam kepengurusan Kamar Dagang dan Industri (KADIN) Indonesia.
Dalam sorotannya tersebut, Erik mengaku khawatir soal karakter e-commerce China yang mampu menguasai rantai produksi dalam sebuah perdagangan, baik pada platform digital maupun secara bisnis konvensional.
Erik menyatakan bahwa saat ini dampaknya sudah terlihat, yaitu telah terjadinya pengurangan karyawan atau PHK terhadap tenaga kerja lokal.
Erik menyebut bahwa selanjutnya bukan tidak mungkin para pelaku UMKM juga akan terkena dampaknya.
“Ketika e-commerce China menguasai rantai produksi, dampaknya terhadap UMKM Indonesia bisa sangat signifikan. UMKM mungkin kesulitan bersaing dengan harga yang ditawarkan oleh produk-produk impor yang lebih murah. Hal ini dapat menyebabkan banyak UMKM lokal mengalami penurunan penjualan atau bahkan gulung tikar,” ungkap Erik.
HIPPI, dikatakan Erik, sudah sejak awal bersuara keras dan menyatakan kekhawatiran terkait dampak-dampak negatif dari aksi penjualan saham Tokopedia ke ByteDance-TikTok.
“Terbukti, saat ini UMKM semakin terdesak oleh persaingan yang tidak seimbang. Pemerintah pun harus bertanggung jawab untuk memastikan bahwa UMKM mendapatkan perlindungan dan dukungan yang memadai agar mereka bisa bertahan dan berkembang di tengah persaingan global yang semakin ketat,” kata Erik. (TSA)
Sumber: Pengusaha Pribumi Sesalkan Penjualan Tokopedia ke Tiktok, Ini Alasannya (idxchannel.com)