BALI – Ketua Umum DPP Himpunan Pengusaha Pribumi Indonesia Erik Hidayat menghadiri acara panen perdana Padi Sehat Pribumi, di Areal Persawahan Banjar Jembong, Desa Ambengan, Kecamatan Sukasada, Kabupaten Buleleng, Provinsi Bali, Kamis (26/4/2024).
Kegiatan bertema “Dengan Pupuk Organik Nasional Bersama Kita Wujudkan Pertanian Ramah Lingkungan” ini, Erik Hidayat berdiskusi dengan para petani, hingga pengurus DPD Hippi Bali dan jajaran hingga DPC dan anggota lainnya. Totalnya ada sekitar 3 hektar sawah yang dipanen dengan menggunakan pupuk organik.
“Saya sangat tertarik dengan konsep ekonomi hijau Hippi Bali, yang kita inginkan adalah ada sinergi dari hulu ke hilir berjalan semua, apalagi selain produski padi, lokasi ini juga bisa menjadi agro pariwisata juga, kalau di Jakarta dan sekitarnya sedang musim lari dan hiking, saya kira lakasi ini bisa menjadi contoh rutenya, sangat indah dan sejuk” ujarnya.
Menurut Erik, program dari akar rumput inilah yang perlu terus didukung demi kesejahteraan warga pribumi.
“Kemarin kita baca berita pak Luhut akan bekerjasama dengan Cina untuk 500 hektar lahan pertanian di kalimantan, kita jelas kawatir dan kurang setuju, kenapa nggak petani pribumi saja?, kita bicarakan harkat hidup petani, bukan bicara duit triliunan,” ujarnya.
Setelah pelantikan Presiden nantinya, lanjutnya, Hippi akan bertemu dengan Prabowo Subianto untuk memaparkan program yang akan dikerjakan.
“Hippi ini dibentuk 1977 oleh Probosutedjo, kalau kita bicara di era saat itu juga ada pak Prabowo yang berperan dan memberikan perhatian disitu ,” tuturnya. Ia berharap jajaran Hippi juga perlu memperhatikan kebijakan pemerintah kepada pengusaha pribumi.
Selain menghadiri panen Padi Sehat Pribumi ini, Erik Hidayat juga meninjau UMKM produk herbal Nenek moyang69, Pariwisata Bersinar di Pasar Modern Dewata Oleh-oleh Bali, serta menjalani tour di tiga jalur wisata pribumi yakni Melali Bali Barat, Tengah, dan Timur.
Produk-produk UMKM ini termasuk beras nantinya akan diuji dan dikurasi oleh HIPPI sampai bisa diberi label cap “Produk Pribumi” hingga produk UMKM kita memiliki kualitas yang layak ekspor.
Ketua Umum Hippi DPD Bali, Dr. Ngurah Tini Rusmini Gorda, SH, MM, MH mengatakan, pihaknya tidak ingin kegiatan hanya sekadar seremonial, namun juga berkesinambungan baik dari pengusaha, pemerintah daerah, dan masyarakat petani.
“Kami melihat beras masih komoditas utama. Tentunya jika tidak ada intervensi pemerintah semua tidak bisa jalan, apalagi kami masyarakat yang berprofesi sebagai pengusaha, tentu butuh kolaborasi dan aksi,” ujarnya.
Ia menyebut, beras organik semestinya tidak hanya bisa dinikmati kalangan menengah ke atas, namun juga semua lapisan masyarakat.
Penggunaan pupuk organik pada area persawahan, lanjutnya, bukan hanya menghasilkan padi organik yang bebas bahan kimia, namun juga membantu mengatasi kerusakan tanah, yang selama ini menyebabkan menurunnya hasil dan memicu gagal panen.
Persawahan ini tadinya sudah tidak bisa lagi tanam padi, selalu pohonnya memerah sehingga selalu gagal panen. Namun setelah mendapat bimbingan dari HIPPI dan dinas setempat hasil panen saat ini sungguh memberikan semangat kembali bagi kami untuk bertani, ujar salah satu petani Nyoman Sumertha.