Himpunan Pengusaha Pribumi Indonesia (HIPPI) Kabupaten Sleman menilai perlu adanya perhatian khusus terhadap UKM kelas ultramikro. Pemberdayaan kepada mereka dipercaya bisa jadi salah satu upaya pengentasan kemiskinan ekstrem.
Plt Ketua DPC HIPPI Sleman Tetra Budiarto menjelaskan, UKM ultramikro adalah usaha yang berpenghasilan di bawah Rp 400 ribu. Misalnya, penjual gorengan dan tukang tambal ban. “Mereka masuk kategori miskin ekstrem. Di Sleman ada beberapa padukuhan yang masuk katagori ini,” jelasnya.
Menurutnya, mereka yang masuk golongan ini banyak mengalami hambatan. Utamanya soal pemasaran. Meski produknya layak, kerap kali mereka belum bisa mengoptimalkan pemasaran daring maupun luring. “Buat yang online itu tidak semua bisa mengoperasikan gadget secara optimal. Baik itu di media sosial atau marketplace,” kata Tetra.
Di sisi lain, perlu adanya perhatian soal penjualan secara luring. Misalnya, dengan berpartisipasi pada gelaran pameran.
Tetra menambahkan, mereka umumnya juga terhambat dalam mengakses pinjaman modal. Hal ini lantaran pengambilan utang usaha lebih mudah diberikan kepada pelaku usaha sukses dengan permintaan pasar yang besar. “Tantangan itu banyak dan selalu ada tapi harus dihadapi,” katanya.
Dia menambahkan, HIPPI Sleman sendiri turut berusaha membantu. Mereka tengah mengembangkan sistem berbasis web untuk menghubungkan antara pelaku UMKM sebagai produsen dan pelaku wisata sebagai konsumen. Dengan demikian, keduanya bisa saling mendukung untuk memenuhi kebutuhan masing-masing.
Selain itu, pada 2025 mereka akan berkeliling pada 86 kalurahan di Kabupaten Sleman dengan membawa tema dan narasumber berbeda. Agenda yang ditargetkan akan selesai dalam dua tahun ini diharapkan bisa mengurai persoalan yang dihadapi oleh para pelaku UMKM.”Kalau perhatian pada UMKM ultramikro digencarkan, harapannya bisa mengurangi angka kemiskinan, utamanya miskin ekstrem,” tandasnya.
Sementara itu, pelaku UMKM Tri Apira menjelaskan, teknologi memang perlu digunakan dalam pengembangan UMKM. “Ini melihat konsumen saya yang justru banyak pakai layanan pesan antar,” ucap pedagang pecel ini. (del/laz)